Gambar Sampul Sosiologi · Bab 6 Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial
Sosiologi · Bab 6 Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial
Puji

23/08/2021 13:04:29

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

155

Bab 6

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Analisis Keanekaragaman

Kelompok Sosial dalam

Masyarakat Multikultural

6

6

Tujuan Pembelajaran

Bab

Bab

ran

an

belaja

belaj

Pem

Pem

Tujua

Tuju

Tu

T

Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan memahami dan dapat menganalisis

keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarkat. Oleh karena itu, pelajarilah

faktor sejarah, geogra

¿

, iklim, letak, dan agama yang menyebabkan adanya

keragaman di Indonesia ini dengan saksama, agar Anda dapat menyesuaikan

diri terhadap kelompok-kelompok yang ada di masyarakat.

Suatu masyarakat multikultural tidaklah terbentuk begitu saja, ada banyak faktor

yang menyebabkannya. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keragaman

dalam masyarakat multikultural dapat menggunakan alat analisis yang berupa

pendekatan teoritis, di antaranya pendekatan kon

À

ik dan struktural. Dengan

kedua pendekatan tersebut faktor-faktor penyebab keragaman dalam masyarakat

multikultural juga dapat kita analisa. Dalam masyarakat multikultural Indonesia,

faktor sejarah, geogra

¿

, iklim, letak, dan agama adalah faktor yang menjadi

penyebab adanya keragaman dalam masyarakat.

Kata-Kata Kunci

Kata-Kata Kunci

Pendekatan kon

À

ik

Pendekatan struktural

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

156

Alur Pemikiran Bab 6

Alat Analisis Keragaman

Masyarakat

Pendekatan

Kon

ƀ

ik

Pendekatan

Fungsional

Struktural

Faktor Penyebab

Keragaman Masyarakat

Indonesia

Faktor

Sejarah

Faktor

Geogra

s

Faktor

Iklim

Faktor

Letak

Faktor

Agama

Antara lain

Untuk mengetahui

Meliputi

157

Bab 6

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Pengantar

A.

Dengan beranekaragam dan keunikan budaya

serta perbedaan-perbedaan potensi dan kondisi

alam yang tersebar di gugusan pulau-pulau di

nusantara, menjadikan masyarakat Indonesia yang

hidup di berbagai kepulauan tersebut memiliki ciri

dan corak sendiri-sendiri. Sehingga mengakibatkan

pengelompokan (penggolongan) masyarakat ke

dalam kelompok-kelompok tertentu.

Kelompok-kelompok sosial di Indonesia yang

merupakan masyarakat multikultural berkembang

sesuai dengan nilai dan norma yang telah menjadi

konsensus dari masing-masing anggotanya.

Keanekaragaman kelompok sosial di Indonesia

dapat dianalisa dan diidentifikasikan ke dalam

penggolongan-penggolongan berdasarkan ras,

suku bangsa, kekerabatan, pendidikan, agama,

profesi, ekonomi, dan politik. Untuk lebih jelasnya

pahamilah dengan saksama materi berikut!

Pendekatan Teoritis dalam Menganalisis

Keanekaragaman Masyarakat Indonesia

B.

Masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat di mana sistem nilai

yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya

adalah sedemikian rupa sehingga para anggota masyarakat kurang memiliki

loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan kuranga memiliki

homoginitas kebudayaan atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk

saling memahami satu sama lain. Dengan kata lain, suatu masyarakat adalah

bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktural memiliki sub-

sub kebudayaan yang bersifat diverse.

Menurut Clifford Geertz (Dalam Nasikun, 36 ; 1984), masyarakat majemuk

adalah masyarakat yang terbagi ke dalam sub-sub sistem yang kurang lebih

sistem sendiri, di mana masing-masing sub sistem tersebut terikat ke dalam

oleh ikatan-ikan yang bersifat primordial.

Dengan cara yang lebih singkat, Pierre L. van den Berghe (Dalam

Nasikun, 36 ; 1984) menyebutkan beberapa karakteristik berikut sebagai sifat-

sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk, yakni: (1) terjadinya segmentasi

ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang seringkali memiliki sub-

kebudayaan yang berbeda satu sama lain; (2) memiliki struktur sosial yang

terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer,

F

F

okus

okus

Dr. Nasikun (1984)

menyatakan bahwa

masyarakat majemuk

terdiri dari berbagai

sistem nilai yang dianut

oleh berbagai kesatuan

sosial yang menjadi

bagian-bagiannya,

sehingga para anggota

masyarakat kurang

memiliki loyalitas

terhadap masyarakat

sebagai suatu

keseluruhan, kurang

memiliki homogenitas

kebudayaan, atau

bahkan kurang memiliki

dasar-dasar untuk saling

memahami satu sama

lain.

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

158

(3) kurang mengembangkan konsensus di antara

para anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat

dasar; (4) secara relatif sering kali mengalami

konflik-konflik di antara kelompok yang satu

dengan kelompok yang lain; (5) secara relatif

integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (

coercion

)

dan saling ketergantungan di dalam bidang

ekonomi; serta (6) adanya dominasi politik oleh

suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang

lain.

Untuk memudahkan kita di dalam memahami

keragaman masyarakat Indonesia, maka diperlukan

suatu alat analisis yang dapat menjelaskan

permasalahan tersebut.

Adapun alat untuk menganalisis keragaman

masyarakat Indonesia adalah dengan menggunakan

pendekatan teoritis antara lain teori fungsional

struktural dan teori kon

ƀ

ik.

1. Teori Fungsional Struktural

Tokoh utama teori ini adalah Talcott Parsons.

Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu

sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau

elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu

dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada

satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain.

Adapun asumsi dasar dari teori ini adalah:

a. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem daripada bagian-bagian

yang saling berhubungan satu sama lain.

b. Dengan demikian hubungan pengaruh memengaruhi di antara bagian-

bagian tersebut adalah bersifat ganda timbal balik.

c. Sekali pun integrasi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna,

namun secara fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak

ke arah

equalibrium

yang bersifat dinamis: menanggapi perubahan-

perubahan yang datang dari luar dengan kecenderungan memelihara

agar perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sistem sebagai akibatnya

hanya akan mencapai derajat yang minimal.

d. Sekalipun disfungsi, ketegangan-ketegangan, dan penyimpangan-

penyimpangan senantiasa terjadi juga, akan tetapi di dalam jangka yang

panjang keadaan tersebut pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya

melalui penyesuaian-penyesuaian dan proses institusionalisasi. Dengan

perkataan lain, sekali pun integrasi sosial pada tingkatnya yang sempurna

tidak akan pernah tercapai, akan tetapi setiap sistem sosial akan senantiasa

berproses ke arah itu.

e. Perubahan-perubahan di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara

gradual, melalui penyesuaian-penyesuaian dan tidak secara revolusioner.

F

F

okus

okus

Pendekatan teoritis

dalam menganalisis

keragaman masyarakat

Indonesia antara lain

dengan menggunakan

pendekatan

fungsionalisme struktural

dan pendekatan kon

À

ik.

1. Dalam

fungsionalisme

struktural,

masyarakat

dipandang sebagai

sistem sosial yang

terdiri dari unsur-

unsur yang saling

berkaitan.

2. Dalam kon

À

ik,

masyarakat

dipandang dalam

keadaan yang terus

menerus mengalami

perubahan yang

ditandai dengan

pertentangan.

159

Bab 6

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Perubahan-perubahan yang terjadi secara drastis pada umumnya hanya

mengenai bentuk luarnya saja, sedangkan unsur-unsur sosial budaya yang

menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa mengalami perubahan.

f. Pada dasarnya, perubahan-perubahan sosial timbul atau terjadi melalui

tiga macam kemungkinan: penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan

oleh sistem sosial tersebut terhadap perubahan-perubahan yang datang

dari luar (

extra systemic change

); pertumbuhan melalui proses diferensiasi

struktural dan fungsional serta penemuan-penemuan baru oleh anggota-

anggota masyarakat.

g. Faktor paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan suatu sistem

sosial adalah konsensus di antara para anggota masyarakat mengenai

nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Di dalam setiap masyarakat,

demikian menurut pandangan

fungsionalisme struktural,

selalu terdapat

tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dasar tertentu terhadap sebagian besar

anggota masyarakat yang menganggap serta menerimanya sebagai

suatu hal yang mutlak benar. Sistem nilai tersebut tidak saja merupakan

sumber yang menyebabkan berkembangnya integrasi sosial, akan tetapi

sekaligus juga merupakan unsur yang menstabilisir sistem sosial budaya

itu sendiri.

2. Teori Kon

ƀ

ik

Tokoh utama teori konflik adalah Ralp

Dahrendorf. Menurut teori konflik masyarakat

senantiasa berada dalam proses perubahan yang

ditandai oleh pertentangan yang terus menerus

di antara unsur-unsurnya. Teori kon

ƀ

ik melihat

bahwa setiap elemen memberikan sumbangan

terhadap disintegrasi sosial dan keteraturan yang

terjadi dalam masyarakat disebabkan karena

adanya tekanan dan pemaksaan kekuasaan dari

atas oleh golongan yang berkuasa.

Asumsi dasar teori kon

ƀ

ik adalah:

a. Masyarakat senantiasa berada di dalam proses

perubahan yang tidak pernah berakhir, atau

dengan perkataan lain, perubahan sosial

merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat.

b. Setiap masyarakat mengandung kon

ƀ

ik-kon

ƀ

ik di dalam dirinya atau

dengan perkataan lain, kon

ƀ

ik merupakan gejala yang melekat dalam

masyarakat.

c. Setiap unsur di dalam masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya

disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial.

d. Setiap masyarakat terintegrasi atas penguasaan atau dominasi oleh

sejumlah orang atas sejumlah orang-orang yang lain.

F

F

okus

okus

Dalam teori kon

À

ik,

masyarakat dipandang

dalam keadaan proses

perubahan yang ditandai

oleh pertentangan yang

terus-menerus di antara

unsur-unsurnya. di mana

tiap-tiap elemen yang

ada dalam masyarakat

memberikan sumbangan

terhadap disintegrasi

sosial dan perubahan-

perubahan sosial.

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

160

3. Analisis Keanekaragaman masyarakat Indonesia

Adanya perbedaan suku bangsa, agama, regional, dan pelapisan sosial

dalam suatu masyarakat multikultural secara analitis memang dapat

dibicarakan sendiri-sendiri, akan tetapi di dalam kenyataan semuanya jalin-

menjalin menjadi suatu kebulatan yang kompleks, serta menjadi dasar bagi

terciptanya kelompok-kelompok dalam masyarakat Indonesia.

Apabila penggolongan masyarakat Indoneisa berdasarkan suku bangsa

secara sederhana dibedakan menjadi Jawa dan luar Jawa. Penggolongan

berdasar agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.

Penggolongan berdasarkan sistem pelapisan sosial, yaitu priyayi dan wong

cilik. Pengelompokan masyarakat Indonesia tersebut akan membawa akibat

yang luas dan mendalam di dalam seluruh pola hubungan-hubungan sosial

di dalam masyarakat Indonesia, seperti hubungan-hubungan dalam bidang

politik, ekonomi, hukum, kekeluargaan, dan sebagainya.

Sumber:

www.arsipjatim.co.id

Gambar 6.4

Berbagai kelompok dalam masyarakat multikultural In-

donesia merupakan unsur yang saling terkait dalam rangka mencapai

integrasi bangsa.

F

F

okus

okus

Keragaman dalam

masyarakat multikultural

tidak dapat dianalisis

sendiri-sendiri, karena

semua elemen dari

keragaman tersebut

merupakan satu

kesatuan yang bulat dan

utuh serta saling terkait

antara satu sama lain.

Apabila dilihat dari pendekatan fungsional struktural, maka masyarakat

Indonesia dipandang sebagai suatu masyarakat yang terdiri dari kelompok-

kelompok sosial (dalam hal suku bangsa, agama, regional, dan sebagainya)

yang berlainan dan merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan antara

yang satu dengan yang lain. Dengan demikian maka akan terjadi hubungan

timbal balik antara kelompok sosial yang satu dengan kelompok sosial yang

lain. Misalnya hubungan antara pulau Jawa sebagai penyedia tenaga kerja dan

luar pulau Jawa yang menyediakan faktor-faktor produksi alam.

Sekali pun integrasi sosial di antara kelompok-kelompok sosial tersebut

tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna, namun secara fundamental

sistem sosial cenderung bergerak ke arah

equilibrum

yang bersifat dinamis.

Dalam proses menuju ke arah

equilibrum

pastilah terjadi ketegangan-

ketegangan di antara kelompok-kelompok sosial yang ada. Walaupun

terjadi ketegangan-ketegangan di antara kelompok-kelompok sosial dalam

masyarakat multikultural tersebut, akan tetapi di dalam jangka yang panjang

keadaan tersebut pada akhirnya dapat teratasi dengan sendirinya melalui

penyesuaian-penyesuaian.

161

Bab 6

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Adapun faktor paling penting dalam mengintegrasikan kelompok-

kelompok sosial dalam masyarakat multikultural adalah konsensus di antara

para anggota masyarakat/kelompok-kelompok sosial tersebut mengenai

nilai-nilai kemasyarakatan tertentu.

Menurut pandangan fungsional struktural, di dalam suatu masyarakat

terdapat tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dasar tertentu terhadap sebagian

besar kelompok sosial dalam masyarakat multikultural menganggap serta

menerimanya sebagai suatu hal yang mutlak benar, yang dalam hal ini adalah

Pancasila yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa yang diyakini kebenarannya

oleh warga masyarakat. Selain itu, adanya pengakuan bertumpah darah satu,

berkebangsaan satu, dan berbahasa satu juga merupakan konsensus nasional

pada tingkat pengakuan masyarakat multikultural Indonesia sebagai suatu

kesatuan masyarakat politik.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor penting yang mengintegrasikan

kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat multikultural Indonesia

adalah konsensus bersama yang telah disepakati, yaitu adanya pengakuan

bertumpah darah satu berkebangsaan satu dan berbahasa satu, serta nilai-nilai

luhur yang terkandung dalam Pancasila.

Masyarakat multikultural yang terdiri dari berbagai kelompok sosial

apabila ditinjau dari sudut pandang teori kon

ƀ

ik adalah sebagai berikut:

Dalam suatu masyarakat multikultural yang terdiri dari berbagai macam

kelompok sosial senantiasa mengalami proses.

Sumber:

www.detik.com

Gambar 5.9

Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, tersimpan

potensi kon

À

ik yang besar, karena prosentase benturan antarkelompok

sangat tinggi.

F

F

okus

okus

Dalam masyarakat

multikultural tersimpan

potensi kon

À

ik yang

besar. Di mana masing-

masing elemen dalam

masyarakat memberikan

sumbangan bagi

terjadinya disintegrasi

dan perubahan sosial.

Dalam suatu masyarakat multikultural pasti mengandung kon

ƀ

ik-kon

ƀ

ik

di dalamnya, dan setiap unsur di dalam suatu masyarakat yang dalam hal ini

berbagai macam kelompok sosial, memberikan sumbangan bagi terjadinya

disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial. Misalnya, kon

ƀ

ik antarsuku

yang terjadi di Kalimantan antara suku Dayak dengan Suku Madura.

Kon

ƀ

ik antaragama di Ambon, yaitu antara Islam dan Kristen. Adapun

faktor penting dalam mengintegrasikan kelompok-kelompok sosial dalam

masyarakat multikultural tersebut adalah adanya penguasaan atau dominasi

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

162

oleh pemerintah dengan perkataan lain, integrasi terjadi karena adanya

paksaan/tekanan yang dilakukan pemerintah di dalam menjaga integrasi

nasional. Misalnya pemerintah menggunakan kekuatan diplomatik dan

militer untuk tetap menjaga keutuhan wilayah nasional dalam menghadapi

gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI.

Adapun bentuk pengendalian kon

ƀ

ik-kon

ƀ

ik sosial yang terjadi antara

kelompok-kelompok sosial di antaranya:

1. Koersif

Koersif adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh

karena adanya paksaan, di mana salah satu pihak berada dalam keadaan yang

lemah bila dibandingkan dengan pihak lawan. Misalnya untuk menghentikan

kerusuhan yang terjadi dalam sebuah pertandingan sepak bola, maka polisi

melakukan tindakan yang cenderung ofensif, seperti menyemprotkan gas air

mata,

water canon

, menembakan peluru karet, dan lain-lain.

2. Kompromi

Kompromi adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang

terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian

terhadap perselisihan yang ada. Misalnya dalam penyelesaian kasus lumpur

porong di Sidoarjo, antara PT. Lapindo dan warga Perumtas (Perumahan

Tanggul Angin Sejahtera). Di mana warga Perumtas menuntut ganti rugi

secara

cash and carry

kepada PT. Lapindo, akan tetapi PT. Lapindo hanya

bersedia memberikan ganti rugi kepada masyarakat yang memiliki tanah

yang sudah berserti

s

kat.

S

S

osio Info

osio Info

Penyelesaian kon

À

ik:

Pemerintah Harapkan Kesepakatan Wapres dan Warga Perumtas Jalan Lancar

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan proses penyelesaian ganti rugi bagi

warga Perumtas I Sidoarjo korban lumpur Lapindo berjalan lancar dan tidak mengalami

hambatan sesuai dengan yang disepakati antara wakil warga Perumtas itu dengan pemerintah

yang diwakili wapres.

Presiden juga meminta jika ada masalah dalam proses penyelesaian ganti rugi ini, sebaiknya

dikomunikasikan secara baik dengan pejabat yang tepat di daerah seperti gubernur, bupati

termasuk kepada ketua BPLS atau pengarah BPLS.

Sebelum bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kelima orang wakil warga Perimtas

I itu sebelumnya telah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di istana wapres dan

menghasilkan kesepakatan yang ditandatangani wapres dan wakil warga.

Dalam kesepakatan itu, disebutkan pemerintah menawarkan percepatan pembayaran

ganti rugi sebesar 80 persen kepada warga Perumahan Tanggul Angin Asri Sejahtera I

(Perumtas) Sidoarjo akan dilakukan setelah satu tahun, sedangkan pemabayaran awal

20 persen akan diterima utuh oleh masyarakat.

Sumber:

www.ri.go.id

163

Bab 6

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

3. Mediasi

Mediasi adalah bentuk akomodasi dengan mengundang pihak ketiga yang

netral untuk mengusahakan suatu penyelesaian secara damai. Kedudukan

pihak ketiga ini hanyalah sebagai penasihat belaka, dia tidak mempunyai

wewenang untuk memberi keputusan-keputusan penyelelsaian perselisihan

tersebut. Misalnya, PBB membantu menyelesaikan perselisihan antara

Indonesia dengan Timor Timur pada penentuan pendapat (jajak pendapat

tahun 1999).

4. Konsiliasi

Konsiliasi adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-

keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan

bersama.

5. Arbitrasi

Arbitrasi adalah bentuk penghentian perselisihan secara langsung oleh

pihak ketiga dan diterima serta ditaati oleh kedua pihak. Pihak ketiga ini

dipilih oleh kedua belah pihak dan oleh suatu badan yang berkedudukan

lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan.

6. Stalemate

Stalemate merupakan suatu akomodasi, di mana pihak-pihak yang

bertentangan mempunyai kekuatan yang seimbang, dan oleh karenanya

pihak-pihak tersebut mengentikan pertentangannya pada suatu titik tertentu

dan tidak memungkinkan lagi baik untuk maju maupun untuk mundur.

Misalnya perlombaan senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada

masa perang dingin.

7. Adjudikasi

Adjudikasi adalah penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.

Misalnya proses persidangan di pengadilan untuk memustuskan sejumlah

tersangka, di antaranya rektor IPDN dan 7 Pradya Nindya. Contoh lainnya

adalah penyelesaian kasus-kasus korupsi, kriminalitas, pertikaian, dan

sebagainya.

Sumber:

www.elsam.or.id

Gambar 6.4

Persidangan di pengadilan merupakan suatu jalan untuk

mencapai akomodasi.

F

F

okus

okus

Bentuk-bentuk

pengendalian kon

À

ik

sosial dalam masyarakat

antara lain:

1. koersif

2. kompromi

3. mediasi

4. konsiliasi

5. arbitrasi

6. stakmate

7. adjudikasi

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

164

Faktor Penyebab Keanekaragaman/Masyarakat

Indonesia

C.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat

yang majemuk (multikultural). Banyak kebudayaan

yang mempunyai ciri dan karakteristik yang

berbeda-beda pada tiap-tiap daerah. Perbedaan

yang timbul dalam masyarakat Indonesia

dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:

1. Faktor Sejarah

Dalam sejarah, dinyatakan bahwa bangsa

Indonesia merupakan bangsa imigran yang datang

dari daerah Yunan Selatan (Indocina). Pada waktu

itu bangsa Yunan Selatan sudah mulai berkembang

dengan membawa kebudayaannya masuk ke

Indonesia. Masuknya bangsa Yunan Selatan ke

Indonesia terjadi secara bergelombang. Gelombang

masuknya bangsa imigran tersebut dapat dibagi

menjadi:

a. Gelombang pertama

Gelombang pertama disebut dengan Proto Melayu. Proto artinya

pertama, jadi hal ini dapat diartikan sebagai golongan pertama yang datang

ke Indonesia. Bangsa yang datang pada gelombang pertama ini kemudian

menetap di beberapa bagian daerah di Indonesia. Mereka menurunkan suku

bangsa Batak dan Toraja. Secara

s

sik kedua suku bangsa tersebut mempunyai

kemiripan.

b. Gelombang kedua

Gelombang kedua yaitu bangsa Yunan

Selatan yang masuk belakangan. Gelombang ini

disebut dengan Deutero Melayu atau Neo Melayu.

Deutero atau neo mempunyai arti baru, jadi hal ini

menunjukkan bahwa bangsa tersebut adalah yang

lebih belakangan masuk/datang ke Indonesia.

Bangsa neo melayu ini menetap di banyak daerah

di Indonesia yang menurunkan suku-suku bangsa

selain suku yang datang terdahulu. Hampir semua

suku bangsa di Indonesia adalah keturunan dari

bangsa neo melayu.

F

F

okus

okus

Nenek moyang bangsa

Indonesia berasal

dari Yunan Selatan

(Indocina). Masuknya

bangsa Yunan Selatan

ke Indonesia terjadi

melalui 2 gelombang.

Gelombang pertama

yang menurunkan suku

bangsa Batak dan Toraja

disebut dengan Proto

Melayu. Sedangkan

gelombang kedua yang

menurunkan suku-suku

bangsa selain suku yang

datang terdahulu (Batak

dan Toraja) disebut

Deutero Melayu.

C

C

urah Pendapat

urah Pendapat

Bersama kelompok

Anda, carilah melalui

sumber pustaka

mengenai karakterisitik

suku bangsa hasil dari

keturunan gelombang

pertama (Proto Melayu)

dan gelombang kedua

(Deutero Melayu)!

Diskusikanlah hasilnya

dan susunlah dalam

bentuk tulisan!

165

Bab 6

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Gambar 6.1

Suku Batak dan Toraja merupakan suku bangsa hasil keturunan dari Proto Melayu. Suku

Jawa dan Minangkabau merupakan suku bangsa hasil keturunan dari Deutero Melayu yang datang lebih

belakangan dibandingnkan dengan Proto Melayu.

Sumber:

www.members.lycos.nl

Sumber:

www.indonetwork.co.id

Sumber:

www.httpterra-jp.ne

Sumber:

www.duchpostcards.com

Sejalan dengan berkembangnya zaman, maka kemudian datanglah bangsa-

bangsa asing di Indonesia. Mereka kemudian beradaptasi dan berasimilasi

dengan suku bangsa setempat, sehingga terjadi pembauran. Sekarang bangsa

asing yang datang tersebut kemudian menjadi penduduk asli dari daerah

tersebut. Bangsa asing yang kemudian datang dan berbaur dengan suku asli

yaitu bangsa India, Arab, Belanda, dan Cina. Mereka membentuk pembauran

budaya baru yang kemudian menjadi ciri budaya daerah.

2. Faktor Geogra

s

Indonesia merupakan negara yang sangat luas yang terdiri dari

kepulauan. Setiap pulau dibatasi oleh lautan di sekelilingnya. Di samping itu,

Indonesia juga merupakan negara vulkanis dengan banyak pegunungan, baik

gunung berapi ataupun yang bukan berapi. Karena kedua faktor tadi, maka

di Indonesia terjadi isolasi geogra

s

. Isolasi geogra

s

adalah pembatasan suatu

daerah oleh karena keadaan alam, yaitu laut dan gunung.

a. Isolasi akibat laut menyebabkan munculnya hambatan dalam melakukan

hubungan diantara masing-masing pulau, walaupun tidak sama sekali

terputus. Masing-masing pulau kemudian berkembang sesuai dengan

alam yang ada di sekitar daerahnya. Oleh karena itu, antara satu pulau

dengan pulau lain mempunyai suku bangsa yang berbeda kebudayaannya.

Contohnya antara pulau Kalimantan dengan pulau Sulawesi mempunyai

suku bangsa dengan budaya yang berbeda-beda. Di Kalimantan terdapat

suku bangsa dominan, yaitu suku Dayak. Sedangkan di Sulawesi terdapat

banyak suku bangsa yang berbeda tanpa ada dominasi. Begitu pula antara

pulau Jawa dengan pulau Bali yang dipisahkan oleh selat Bali. Walaupun

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

166

dalam sejarah tercatat bahwa suku bangsa Bali berasal dari suku bangsa

Jawa, tetapi dalam perkembangan budayaanya diantara kedua suku

bangsa tersebut memiliki perbedaan.

Sumber:

www.

Gambar 6.2

Laut yang luas dapat menyebabkan terjadinya isolasi

geogra

¿

sehingga terjadi perbedaan antara satu suku dengan suku

lainnya.

Isolasi laut

mengakibatkan

pemusatan daerah

pembangunan.

Sementara ini

pembangunan di

Indonesia cenderung

berpusat di pulau Jawa,

sedangkan pulau lain

di luar pulau Jawa

cenderung diabaikan.

Coba Anda kemukakan

langkah-langkah yang

ditempuh pemerintah

Indonesia dalam

menyikapi hal ini!

S

S

osio Kuis

osio Kuis

b. Isolasi akibat gunung yang tinggi, sehingga menghambat hubungan

antara satu daerah dengan daerah lain. Dalam satu pulau terdapat

banyak suku bangsa karena adanya hambatan geogra

s

yang berupa

pegunungan.Pada dasarnya ada budaya yang masih sama, tetapi

dapat pula terjadi perbedaan yang menyolok antara suku bangsa satu

dengan suku bangsa lain dalam satu pulau. Contohnya di pulau Jawa

terdapat suku bangsa Sunda dan Jawa. Kedua suku tersebut mempunyai

kebudayaan yang berbeda, walaupun tetap ada beberapa bagian budaya

yang masih sama.

3. Faktor Iklim

Berdasarkan pembagian iklim matahari, iklim di Indonesia secara umum

adalah berupa iklim tropis yang panas. Iklim yang ada di suatu daerah dapat

berbeda dengan daerah lain, hal ini dinamakan dengan iklim setempat. Faktor

iklim setempat dapat menyebabkan perbedaan tata cara hidup masyarakat.

Hal ini memengaruhi pula pola perilaku masyarakatnya.

a. Daerah yang mempunyai iklim yang panas dengan banyak sinar matahari

dan curah hujannya akan menjadi daerah yang subur. Karena itu,

masyarakat pada daerah seperti itu pola hidup dan mata pencahariannya

adalah menjadi petani. Daerah-daerah pertanian pada umumnya terdapat

di daerah dataran rendah. Banyak suku bangsa di Indonesia yang hidup

di daerah dataran rendah dengan mata pencaharian utama sebagai

petani. Oleh sebab itu, negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris.

Sedangkan pada daerah yang berupa dataran tinggi dengan karakteristik

seperti itu akan berkembang masyarakat yang hidup dengan berkebun.

167

Bab 6

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Masyarakat yang memiliki pola hidup petani misalnya pada suku Sunda,

Jawa, dan Melayu yang pada umumnya berada di wilayah Indonesia

bagian barat dan beberapa di daerah bagian tengah.

b. Daerah dengan iklim panas tetapi sedikit turun hujan menyebabkan

daerah tersebut kurang subur. Daerah ini banyak ditumbuhi semak

belukar dan rumput, sehingga menjadi daerah padang rumput yang

luas. Masyarakat yang tinggal di daerah seperti ini kemudian berkembang

dengan pola hidup sebagai peternak. Mata pencaharian sebagai peternak

menjadi pilihan utama karena alam mendukung usaha tersebut. Kondisi

masyarakat seperti ini misalnya terjadi pada suku bangsa-suku bangsa

di wilayah Nusa Tenggara, seperti Flores, Ende, Timor, Sumbawa, dan

sebagainya.

c. Daerah yang beriklim panas di pinggir-pinggir pantai menyebabkan

masyarakatnya menjadi nelayan yang mengembangkan budaya

menangkap ikan. Pola hidup sebagai nelayan tentu berbeda dengan pola

hidup masyarakat yang mengolah tanah. Pada umumnya masyarakat

yang tinggal di pantai hidup dengan budaya nelayan.

Coba Anda jelaskan

karakteristik kehidupan

masyarakat nelayan

yang tinggal di pinggir

pantai!

S

S

osio Kuis

osio Kuis

Sumber:

www.islamhadhari.net

Gambar 6.3

Laut adalah sumber penghidupan bagi nelayan. Pengru-

sakan laut seperti pengeboman, tumpahan minyak bumi, pembuangan

limbah dan sampah, dan lain-lainnya akan membunuh aneka hayati

yang terdapat di dalamnya. Hal tersebut berarti juga merusak sumber

penghasilan dan penghidupan nelayan.

4. Faktor Letak

Indonesia terletak pada wilayah yang strategis dalam persimpangan lalu

lintas dunia. Letak Indonesia secara geogra

s

s adalah antara dua benua, yaitu

benua Asia dan Australia serta antara dua samudra, yaitu Samudra Pasi

s

k

dan Hindia. Karakteristik dari posisi Indonesia tersebut menjadikan Indonesia

sebagai negara terbuka. Artinya, negara Indonesia sangat mudah untuk

mengadakan kontak budaya dengan bangsa asing melalui jalur pelayaran

dunia. Karakteristik dari keberadaan Indonesia di jalur dunia tersebut yaitu:

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

168

a. Benua Asia di sebelah utara Indonesia merupakan bangsa Asia yang

mempunyai adat timur. Secara somatologis bangsa Indonesia mempunyai

ciri-ciri sebagai bangsa Asia, hal ini berarti bangsa Indonesia akan lebih

mudah menerima budaya dari Asia karena adanya kesamaan asal-usul.

Budaya timur lebih kental dengan kepatuhan pada etika yang hampir

sama dengan budaya bangsa Indonesia.

b. Benua Australia yang terletak di sebelah selatan Indonesia merupakan

benua imigran bangsa Eropa, yaitu bangsa Inggris. Dengan demikian,

budaya yang berkembang merupakan budaya bangsa barat. Mereka lebih

cenderung mengembangkan budaya liberal yang sedikit banyak akan

berpengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Apalagi

sekarang ini banyak kerjasama terutama dalam bidang pendidikan dengan

Australia.

S

S

osio Info

osio Info

Pemerintah Australia Membantu Memperkuat Deteksi Flu Burung di Indonesia

“Pemerintah Australia memberikan bantuan tambahan sebesar Rp11 milyar untuk memperkuat

kapasitas Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Indonesia dalam mendiagnosa virus

À

u burung di peternakan,” ujar Duta Besar Australia, Bill Farmer.

Proyek ini merupakan bagian dari paket bantuan Australia sebesar Rp107 milyar untuk

memberantas virus

À

u burung di Indonesia. “Pemerintah Australia bekerja sama dengan

Komisi Penanggulangan Flu Burung Indonesia dalam mengatasi ancaman

À

u burung di

wilayah regional,” ujar Farmer.

Proyek diagnosa ini akan dikelola oleh Laboratorium Kesehatan Hewan Australia. Proyek ini

akan memperkuat kapasitas laboratorium-laboratorium Indonesia di tingkat provinsi, nasional,

dan regional untuk menginvestasi kasus-kasus dugaan

À

u burung dan penyebarannya.

“Serangkaian kegiatan program akan meliputi pelatihan untuk karyawan laboratorium dan

penyediaan keperluan dasar laboratorium,” kata Farmer.

Sumber:

Siaran Media, 12 Oktober 2006

c. Jalur lalu lintas laut yang menghubungkan antara Samudra Pasi

s

k dengan

Hindia dalam catatan sejarah menjadi pesat pada abad pertengahan.

Ramainya lalu lintas perdagangan antarnegara yang mau tidak mau

harus melalui Indonesia menyebabkan banyak pedagang asing yang

singgah di Indonesia. Bahkan mereka mulai menetap di beberapa daerah

di Indonesia. Masuknya agama Hindu dan Budha dimulai dengan

singgahnya para pedagang dari India yang kemudian menyebarkan agama

tersebut. Perdagangan dengan bangsa Gujarat di India dan Arab dengan

membawa agama Islam menorehkan warna Islami dalam perkembangan

budaya di beberapa suku bangsa Indonesia. Datangnya bangsa Portugis

ke Indonesia yang menyebarkan agama Katolik kemudian berkembang

di beberapa daerah. Bangsa Belanda dengan VOC-nya yang semula

bertujuan dagang kemudian berubah menjadi kolonial. Selama 3,5 abad

bangsa Belanda menguasai bangsa Indonesia yang tentunya berpengaruh

terhadap budaya di Indonesia. Bersama dengan VOC terdapat para

misionaris yang menyebarkan agama Kristen.

169

Bab 6

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

5. Faktor Agama

Masuknya agama dapat memengaruhi

perkembangan budaya pada suku-suku bangsa

tertentu. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan-

perbedaan pada budaya suku bangsa. Bangsa Indonesia

pada zaman dahulu sudah mengenal kepercayaan yang

berupa animisme dan dinamisme sebelum masuknya

agama ke Indonesia. Perkembangan lebih lanjut ada

sebagian dari masyarakat yang mencampuradukkan

antara kepercayaan lokal dengan agama. Adapun

proses masuknya dan perkembangan agama-agama

di Indonesia akan diuraikan secara singkat sebagai

berikut:

a. Agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia

hampir bersamaan. Tetapi pada bukti sejarah

menyatakan bahwa agama Budha lebih dulu

masuk ke Indonesia, baru kemudian agama

Hindu. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan

candi yang menjadi simbol agama Hindu

dan Budha. Agama Hindu berkembang pada

masyarakat Bali dan Lombok. Sedangkan

pengaruh agama Budha ada di sebagian

masyarakat Jawa dan beberapa masyarakat di

luar suku Jawa.

b. Agama Islam pada awalnya masuk ke

Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat

dari India. Kemudian bangsa Arab datang ke

Indonesia sambil melakukan perdagangan.

Pengaruh agama Islam tampak nyata dalam

perkembangan budaya di beberapa suku

bangsa. Suku bangsa yang perkembangan

budayanya dipengaruhi oleh agama Islam

diantaranya adalah Suku Minangkabau, Aceh,

Sunda, Banjar, Makassar, dan sebagainya.

c. Agama Katolik yang dibawa oleh bangsa

Portugis berkembang pesat pada suku bangsa

Flores dan Timor.

d. Agama Kristen memengaruhi kebudayaan

di beberapa suku bangsa diantaranya adalah

suku bangsa Ambon, Batak, Minahasa, dan

sebagian suku bangsa lainya.

Pada suku bangsa Jawa mempunyai keunikan

tersendiri dengan berkembangnya semua agama

dan kepercayaan pada masyarakatnya. Pada

masyarakat Jawa terjadi perkembangan sinkretisme

dari semua agama dan kepercayaan yang terwujud

dalam budaya kejawen.

M

M

engenal Tokoh

engenal Tokoh

Cliford Geertz

Geertz, antropolog

Amerika Serikat yang

banyak melakukan

penelitian di bidang

antropologi kebudayaan

Indonesia.

Di bidang teori, Geertz

dikenal sebagai

salah seorang tokoh

penganut aliran

antropologi simbolis.

Sebagai penganut

aliran ini, ia tidak hanya

melihat gejala sosial

di permukaan saja,

tetapi juga mencoba

memahaminya dalam

konteks dunia nilai

dari para pelakunya.

Misalnya penari rangda

yang kebal tusukan keris

menunjukkan para dewa

masih di pihak mereka.

Juga oleh Geertz,

istilah Islam abangan

serta priyayi dan

Islam

santri terpateri di dalam

perbendaharaan sosial

di Indonesia. Menurut

dia, Islam abangan ialah

penganut Islam yang

mengaku beragama

Islam, tetapi masih

sangat dipengaruhi

kepercayaan Jawa.

Sebaliknya Islam santri

sudah bebas dari

kepercayaan jawa.

Sumber:

Ensiklopedi Nasional

Indonesia.2004

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

170

P

P

e

r

l

u

a

s

K

h

a

s

a

n

a

h

S

o

s

i

a

l

e

r

l

u

a

s

K

h

a

s

a

n

a

h

S

o

s

i

a

l

Kontribusi Budaya Spiritual bagi Persatuan Bangsa

Budaya spiritual diyakini mempunyai kekuatan dalam menghadapi gelombang dan paham

materialisme, kapitalisme, anarkisme, radikalisme, dan ekses demokrasi yang dimaknakan

sebagai “bebas berbuat apa saja”. Karena di dalam budaya spritual terkandung ajaran-

ajaran yang sangat mendasar dan bernilai luhur yang tidak lekang oleh panas dan

tidak lapuk oleh hujan, seperti budi pekerti luhur dan tata krama luhur yang mengatur

keharmonisan hubungan antara manusia dan manusia, antara manusia dan Tuhan Yang

Maha Esa. Ajaran agar manusia selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa; ajaran untuk

saling mengasihi; ajaran untuk berbakti, takut dan hormat kepada orang tua, ajaran untuk

tunduk pada hukum dan peraturan-peraturan yang dibuat negara.

P

P

orto Sosio

orto Sosio

“Mengawali Abad ke-21: Menyongsong Otonomi Daerah,

Mengenali Budaya Lokal, Membangun Integrasi Bangsa”

Mengawali milenium ketiga bukanlah merupakan hal yang ringan bagi seluruh bangsa

setelah mengalami disintegrasi bangsa dan krisis multidimensi dalam tatanan kehidupan

berbangsa dan bernegara. Berbagai daya perlu diupayakan dalam mengatasi berbagai

masalah, termasuk perbaikan dan penyuluhan tatanan kehidupan masyarakat. Bertolak

dari pengalaman yang pahit dan getir dan apa yang dialami berbagai komunitas lokal dan

kelompok masyarakat, disadari perlu upaya yang sungguh-sungguh dalam mengangkat

harkat dan martabat segenap insan Indonesia. Untuk itu, pengenalan dan pemahaman yang

saksama tentang berbagai dimensi kehiduapn masyarakat dan budaya lokal merupakan

suatu kebutuhan yang mendesak. Terutama, dalam era menyongsong otonomi daerah yang

lebih besar pada tahun-tahun mendatang. Perlu kita sadari bahwa tanpa pemahaman yang

mendalam tentang kondisi, potensi, ataupun kendala yang dihadapi berbagai kelompok

masyarakat, serta melibatkan partisipasi masyarakat lokal itu sendiri, dikhawatirkan bahwa

pola penetapan kebijakan dalam mengatasi berbagai kemelut dan dalam meningkatkan

taraf hidup masyarakat tidak akan mengalami perubahan mendasar. Implikasi negatif

yang justru dapat membawa kehidupan masyarakat setempat ke jurang kehancuran lebih

mendalam, akan kembali terulang.

Berdasarkan paragraf di atas lakukanlah studi pustaka untuk menggali dan menghimpun

berbagai informasi dan hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak

dalam mengenali kebudayaan dan kehidupan masyarakat multikultural Indonesia . Kemudian

tulislah kesimpulannya dan presentasikan hasilnya di depan kelas!

171

Bab 6

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

R

R

angkuman

angkuman

Salah satu alat untuk dapat menganalisis keragaman masyarakat

multikultural adalah dengan menggunakan pendekatan teoritis, di

antaranya adalah:

1. Pendekatan fungsional struktural

Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang

terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan

saling menyatu dalam keseimbangan.

2. Pendekatan Kon

ƀ

ik

Menurut teori ini, masyarakat senantiasa berada dalam proses

perubahan yang ditandai oleh pertentangan yang terus menerus

antara unsur-unsurnya.

Dengan memanfaat kedua pendekatan tersebut, kita dapat

mengetahui faktor-faktor penyebab keragaman, antara lain:

1. faktor sejarah,

2. faktor geogra

s

,

3. faktor iklim,

4. faktor letak,

5. faktor agama.

Adanya perbedaan suku bangsa, agama regional, dan pelapisan

sosial di Indonesia secara analisis dapat dibicarakan sendiri-sendiri,

akan tetapi dalam kenyataannya semua itu jalin-menjalin menjadi

suatu kebulatan yang kompetitif, serta menjadi dasar bagi terciptanya

kelompok-kelompok masyarakat Indonesia. Adapun bentuk

pengendalian kon

ƀ

ik-kon

ƀ

ik sosial yang terjadi di antara kelompok-

kelompok sosial, antara lain:

1. koersif, yaitu bentuk pengendalian sosial secara paksaan.

2. kompromi, yaitu bentuk pengendalian sosial di mana pihak-pihak

yang terkait saling mengurangi tuntutannya.

3. mediasi, yaitu bentuk pengendalian sosial dengan mengundang

pihak ketiga.

4. konsiliasi, yaitu suatu usaha untuk mempertemakan keinginan-

keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suaut

persetujuan bersama.

5. arbitrasi, yaitu bentuk penghentian secara langsung oleh pihak

ketiga.

6. stalemate, yaitu berhentinya pertikaian dari suaut titik tertentu

karena masing-masing pihak memiliki kekuatan seimbang.

7. adjudikasi. yaitu penyelesaian perkara di pengadilan.

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

172

G

G

losarium

losarium

Adjudikasi

(163)

:

penyelesaian perkara di pengadilan.

Agama

(157, 160)

: sistem kepercayaan dan keyakinan

terhadap satu Tuhan dan berdasarkan

pada wahyu Ilahi (Tuhan).

Analisa

(157)

:

penyelidikan terhadap suatu peristiwa.

Asumsi

(158, 159)

:

dugaan yang diterima sebagai dasar/

landasan berpikir karena dianggap

benar.

Arbitrasi

( 163)

:

bentuk penghentian secara langsung oleh

pihak ketiga.

Coercion

(158)

: proses pengendalian sosial secara

paksaan.

Equalibrium

(158)

: suatu kondisi/keadaan yang

memerlihatkan adanya suatu

keseimbangan (kesamaan).

Integrasi

(158, 159)

:

penyatuan hingga menjadi satu kesatuan

yang bulat dan utuh.

Konsensus

(157, 158,

161)

: kesepakatan kata atau pemufakatan

bersama yang dicapai melalui kebulatan

suara.

Koersif

(162, 163)

: bentuk pengendalian sosial secara

paksaan.

Kompromi

(162, 163)

:

bentuk pengendalian sosial di mana

pihak-pihak yang terkait saling

mengurangi tuntutannya.

Konsiliasi

(162, 163)

: suatu usaha untuk mempertemakan

keinginan-keinginan dari pihak-pihak

yang berselisih demi tercapainya suaut

persetujuan bersama.

173

Bab 6

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Majemuk

(157, 164)

: terdiri atas beberapa bagian yang

merupakan kesatuan.

Mediasi

(162, 163)

: bentuk pengendalian sosial dengan

mengundang pihak ketiga.

Pendidikan

(157, 158, 160)

:

usaha sadar yang dilakukan oleh manusia

untuk mengadakan perubahan sikap dan

perilaku melalui proses pengajaran dan

pembelajaran.

Politik

(129, 142, 143)

:

seperangkat aturan dan usaha untuk

menentukan tujuan dan cara-cara untuk

melaksanakan dan mencapai tujuan

tersebut.

Primordial

(157)

:

perasaan kesukaan yang berlebihan.

Profesi

(157)

: bidang pekejaan yang dilandasi

pendidikan keahlian (keterampilan,

kejuruan, dan sebagainya).

Suku bangsa

(164, 165)

:

satu kesatuan sosial atau kolektif yang

terikat oleh kesadaran akan kesatuan

budaya.

Stalemate

(163)

:

berhentinya pertikaian dari suaut titik

tertentu karena masing-masing pihak

memiliki kekuatan seimbang.

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

174

U

U

ji Kompetensi Siswa

ji Kompetensi Siswa

A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat!

1.

Perhatikan dasar keanekaragaman masyarakat berikut:

(1) Ras

(2) Suku bangsa

(3) Jabatan

(4) Pendidikan

Berdasarkan dasar keanekaragaman masyarakat di atas, yang merupakan

dasar terjadinya masyarakat multikultural adalah ....

a. (1) dan (2)

b. (1) dan (3)

c. (2) dan (3)

d. (2) dan (4)

e. (3) dan (4)

2. Kelompok sosial yang bersumber dari perbedaan ciri

s

sik adalah ....

a. suku bangsa

b. politik

c. rasial

d. pendidikan

e. pekerjaan

3. Bangsa asing yang paling banyak terdapat di Indonesia adalah ....

a. India

b. Arab

c. Cina

d. Belanda

e. Amerika

4. Menurut sejarah, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah ....

a. Melayu

b. Yunan Selatan

c. Belanda

d. Indocina

e. Eropa

5. Golongan pertama yang datang ke Indonesia adalah ....

a. Deutro Melayu

b. Belanda

c. Proto Melayu

d. Indocina

e. Hindia-Belanda

175

Bab 6

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

6. Menurut Clifford Geertz beserta masing-masing subsistem dalam

masyarakat majemuk terikat oleh ikatan-ikatan yang bersifat ....

a. kon

ƀ

ik

b. integrasi

c. pluralisme

d. primordial

e. kesatuan

7. Menurut Pierre L. van den Berghe, secara relatif integrasi sosial dalam

masyarakat majemuk tumbuh secara ....

a. kompromi

b. dominasi

c. sadar

d. otomatis

e. paksaan

8. Tokoh utama teori fungsionalisme struktural adalah ....

a. G.H. Mead

b. Max Weber

c. Talcott Parsons

d. Durkhiem

e. Jean Bodin

9. Keragaman agama tidak seharusnya menjadi sumber kon

ƀ

ik jika ....

a. pemeluknya menerapkan prinsip saling menghargai

b. mengembangkan terus pemikiran yang bersifat stereotipe

c. setiap agama dicari sesuatu yang menjadi kesamaan

d. semua agama diramu untuk diambil ajarannya sehingga baik

e. membuat daerah pemisah antara agama satu dengan lainnya

10. Kekerabatan dalam masyarakat terjadi karena adanya persamaan ....

a. keinginan

b. keturunan

c. tempat tinggal

d. asal usul

e. budaya

11. Faktor paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan suatu sistem

sosial dalam teori fungsionalisme struktural adalah ....

a. konsensus di antara para anggota masyarakat mengenai nilai-nilai

kemasyarakatan tertentu

b. adanya dominasi golongan tertentu terhadap kelompok lain

c. adanya saling ketergantungan di antara kelompok yang satu dengan

kelompok yang lain

d. adanya dominasi politik

e. akomodasi dari kon

ƀ

ik

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

176

12. Setiap pem

eluk agama akan dijamin dalam undang-undang, artinya

setiap anggota masyarakat ....

a. wajib melaksanakan agamanya

b. berhak memeluk agama yang diyakini

c. bertoleransi dengan agama lain

d. menghargai keberadaan agama lain

e. boleh tidak memeluk agama

13.

Perhatikan beberapa unsur dalam suku bangsa berikut:

(1) Bahasa

(2) Kesenian

(3) Mata pencaharian

(4) Jenis makanan

Unsur dalam suku bangsa di atas yang menunjukkan keragaman

adalah ....

a. (1) dan (2)

b. (1) dan (3)

c. (2) dan (3)

d. (2) dan (4)

e. (3) dan (4)

14. Pembatasan suatu daerah oleh karena keadaan alam disebut ...

a. batas wilayah

b. ciri kondisi alam

c. gejala alam

d. isolasi geogra

s

e. batas teritorial

15. Berdasarkan pembagian iklim matahari, iklim di Indonesia secara umum

adalah ....

a. dingin

b. panas

c. tropis

d. subtropis

e. tropis panas

16. Pada umumnya sistem kekerabatan digunakan dalam hal ....

a. pemberian nama

b. memilih tempat tinggal

c. pemberian hak waris

d. pembedaan status

e. penggunaan fasilitas

177

Bab 6

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

17. Setiap masy

arakat terintegrasi atas penguasaan atau dominasi oleh

sejumlah orang atas orang-orang yang lain. Hal tersebut merupakan

asumsi dasar dari teori ....

a. integrasi

b. dominasi

c. kon

ƀ

ik

d. struktural

e. fungsional

18. Suatu bentuk akomodasi yang pelaksanaannya dipaksakan disebut ....

a. koersif

b. arbitrasi

c. stalemate

d. mediasi

e. preventif

19. Setiap masy

arakat yang beragam pasti akan terdapat potensi kon

ƀ

ik,

untuk itu perlu dilakukan upaya ....

a. integrasi sosial

b. konsolidasi sosial

c. interaksi sosial

d. strati

s

kasi sosial

e. diferensiasi sosial

20. Perbedaan politik adalah hal biasa dalam masyarakat demokratis, asalkan

tidak menyebabkan konflik. Langkah terbaik untuk menghindarkan

kon

ƀ

ik adalah ....

a. melaksanakan pemilu secara langsung

b. berpolitik secara sehat dan kompetitif

c. menghormati perbedaan pandangan

d. berdialog untuk mempertahankan diri

e. membentuk kelompok pendukung

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan isian yang

tepat!

1. Menurut asumsi dasar teori fungsionalisme, sistem sosial dalam

masyarakat majemuk secara fundamental cenderung bergerak ke arah ...

2. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam mayarakat majemuk sesuai

teori fungsionalisme struktur terjadi tidak secara revolusioner tetapi

secara ....

3. Tokoh utama teori kon

ƀ

ik adalah ....

4. Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan adalah ....

5. Bentuk penghentian perselishan secara langsung oleh pihak ketiga dan

diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak adalah ....

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

178

6. Setiap agama ditandai dengan perbedaan ....

7. Agar tidak terjadi kon

ƀ

ik antarpemeluk agama hendaknya dikembangkan

sikap ....

8. Agama yang pertama kali masuk di Indonesia adalah ....

9. Cara untuk menghindarkan kon

ƀ

ik antarkelas yaitu ....

10. Integrasi sosial dapat berjalan dengan melalui tahap ....

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan

tepat!

1. Sebutkan ras yang terdapat di Indonesia!

2. Mengapa bangsa Indonesia disebut sebagai masyarakat majemuk?

3. Jelaskan bahwa masyarakat yang beragam dapat menimbulkan potensi

kon

ƀ

ik!

4. Jelaskan perbedaan sistem kekerabatan dalam masyarakat mengandung

timbulnya kon

ƀ

ik sosial!

5. Bagaimana cara menghindarkan kon

ƀ

ik antarpemeluk agama?

179

Ujian Semester Kedua

U

U

jian Semester Kedua

jian Semester Kedua

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Berikut ini yang merupakan pengertian kelompok sosial adalah ....

a. sekelompok orang yang hidup secara bersama

b. sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang

telah mapan

c. sekelompok orang yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, dan

agama

d. sekelompok orang yang terbentuk dalam suatu masyarakat tanpa

adanya ikatan sosial

2. Berkumpulnya orang-orang pada saat tertentu secara cepat tanpa ada

ikatan organisasi disebut ....

a. massa

d. asosiasi

b. publik

e. kerumunan

c. komunitas

3.

Perhatikan pernyataan berikut ini!

(1) terjadi karena sengaja direncanakan,

(2) terorganisir dalam suatu wadah,

(3) ada interaksi, interelasi, dan komunikasi secara terus menerus,

(4) kesadaran berkelompok sangat kuat,

(5) kehadirannya bersifat tetap.

Pernyataan di atas, merupakan ciri-ciri dari kelompok ....

a. asosiasi

d. semu

b. statistik

e. sosial

c. kemasyarakatan

4. Berdasarkan keeratan ikatan antaranggotanya, Ferdinand Tonnies

membagi kelas sosial menjadi dua, yaitu ....

a. solidaritas mekanik dan solidaritas organik

b. kelompok primer dan kelompok sekunder

c. kelompok semu dan kelompok ganda

d. gemeinschaft dan gesselschaft

e. urban culture dan rural culture

5. Birokrasi merupakan salah satu bentuk dari ....

a. kelompok primer

b. kelompok sekunder

c. organisasi formal

d. organisasi informal

e. paguyuban

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

180

6. Berikut ini yang merupakan pengertian dari organisasi sosial adalah ....

a. kesatuan orang-orang dengan struktur dan pembagian kerja yang jelas

sebagai akibat hubungan sosial yang terjadi di dalam masyarakat

b. kelompok sosial yang terbentuk atas dasar kepentingan pihak-pihak

tertentu

c. kelompok sosial yang terbentuk karena ikatan darah

d. kesatuan orang-orang yang dibatasi oleh wilayah geogra

s

s yang

jelas

e. kelompok sosial yang tidak direncanakan namun tersusun secara

sistematis

7. Berikut ini merupakan ciri-ciri paguyuban,

kecuali

....

a. bersifat alamiah

b. bersifat kekal

c. hubungan sosial di antara anggota sangat erat

d. adanya perhitungan untung rugi

e. adanya hubungan darah

8.

Perhatikan ciri-ciri masyarakat majemuk berikut ini!

(1) memiliki keanggotaan yang bersifat formal,

(2) terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki

sub kebudayaan yang berbeda satu sama lain,

(3) memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga

yang bersifat non komplementer,

(4) setiap anggota d

alam masyarakat mempunyai hak dan kewajiban

yang telah ditetapkan.

Berdasarkan ciri-ciri di atas, yang merupakan ciri-ciri dari masyarakat

majemuk adalah ....

a. (1) dan (2)

b. (1) dan (3)

c. (2) dan (3)

d. (2) dan (4)

e. (3) dan (4)

9. Penggolongan masyarakat berdasarkan ciri

s

siknya disebut ....

a. suku

b. etnis

c. klan

d. marga

e. ras

10. Gemeinschaft dan gesellschaft adalah pemikiran dari ....

a. Ferdinand Tonnies

b. Leopold Von Wiese

c. Howard Becker

d. C.H. Colley

e. Durkheim

181

Ujian Semester Kedua

11. Keragaman suku, adat, budaya, agama yang dimiliki bangsa Indonesia

merupakan ....

a. keunggulan

d. ketakutan

b. bencana

e. tantangan

c. masalah

12. Pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat,

tetapi tidak memberikan makna penting pada perbedaan ras adalah ....

a. akulturasi

d. integrasi

b. dominasi

e. pluralisme

c. paternalisme

13. Ideologi yang meyakini bahwa etnis tertentu mempunyai kelebihan atau

keistimewaan dan memandang rendah etnis yang lain adalah ....

a. rasisme

b. rasialisme

c. etnosentrisme

d. sekisme

e. ageisme

14. Proses sosial yang menunjukkan adanya perpaduan dan pembauran dua

kebudayaan atau lebih yang memiliki posisi yang sama adalah ....

a. akulturasi

d. integrasi

b. dominasi

e. pluralisme

c. paternalisme

15. Seb

uah ideologi yang mengagungkan perbedaan budaya atau sebuah

keyakinan yang mengakui dan mendorong terwujudnya pluralisme

budaya sebagai corak kehidupan masyarakat disebut ....

a. kemajemukan

b. multikulturalisme

c. chauvinisme

d. paternalisme

e. egosentrisme

16. Bent

uk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi

disebut ....

a. akulturasi

b. dominasi

c. paternalisme

d. integrasi

e. pluralisme

17. Kelompok sosial dapat dikategorikan sebagai publik apabila ....

a. jumlah anggotanya lebih dari 2 orang

b. berdiam pada suatu tempat tertentu

c. terdapat hubungan yang emosional

d. tidak dibatasi wilayah waktu

e. memiliki struktur yang jelas

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

182

18.

Para pendengar radio dan penonton TV dapat dikategorikan sebagai

kelompok sosial ...

a. panik

b. ekspresi

c. publik

d. massa

e. kerumunan

19. Adanya kelompok kerukunan Tionghoa berpotensi besar menimbulkan

konflik dengan kelompok orang pribumi. Hal terbaik yang dapat

dilakukan untuk menghindari kon

ƀ

ik adalah ....

a. tidak berdagang

b. tinggal di pinggir kota

c. ikut dalam pemerintahan

d. tidak bersikap eksklusif

e. pindah ke desa-desa

20. Masyarakat Bali menganut sistem kekerabatan ....

a. matrilineal

b. bilineal

c. ambilineal

d. patrilineal

e. patrilateral

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan

tepat!

1. Mengapa bangsa Indonesia disebut sebagai masyarakat majemuk?

2. Sebutkan ras-ras yang terdapat di Indonesia!

3. Deskripsikan prasyarat-prasyarat suatu himpunan manusia dapat disebut

sebagai kelompok sosial!

4. Apakah yang Anda ketahui tentang

geminschaft

dan

gesellshaft

? Bedakan

keduanya?

5. Apakah yang dimaksud dengan kerumunan

(crowd)

?

6. Tunjukkan dan uraikan beberapa pola hubungan antarkelompok!

7. Sebutkan asumsi-asumsi dasar dalam teori fungsional struktural!

8. Apakah yang dimaksud dengan multikulturalisme?

9. Apa sajakah karakteristik masyarakat majemuk menurut Van den

Berghe?

10. Sebut dan j

elaskan faktor-faktor penyebab kemajemukan bangsa

Indonesia!

183

Indeks

A

Aceh

104

Achieved status

8

Acuh

42

Advokasi kasus

15

Advokasi kelas

15

African Negroid

134

Agama

20, 49

Agama Hindu

113

Agama Islam

112

Agama Katolik

113

Agama Kristen

113

Agent of change

18

Agresi

142

Akulturasi

129, 144

Alpine Caucasoid

133

Ambon

50

Ambon/Maluku

108

Angkatan bersenjata

70

Animisme

169

Apartheid

135

Arabic Caucasoid

133

Ascribed status

7

Asiatic Mongoloid

133

Asimilasi

144

Asosiasi

85

Asosiatif

39

Assigned status

8

Australian Negroid

134

B

Bahasa

137

Bali dan Lombok

110

Bangka Belitung

105

Banton

132

Barver

12

Batak

43

Baton

132

Beragitasi

68

Berghe

132

Berjiwa sosial

42

Berorganisasi

68

Bias kultural

51

Bierstedt

89

Bilineal

115

Birstedt

94

Borjuis

27

Bourgeoisie

46

Broker (penghubung)

13

Buruh

47

C

C. Kluckholn

137

Chauvinisme

147

Ciri budaya

137

Ciri

¿

sik

132

Ciri sosial

136

Cliford Geertz

169

Climbing mobility

64

Community Development

11

D

Damal

51

Demonstrasi

47

Demonstratif

44

Deutero Melayu

164

Diferensiasi Sosial

19

Diferensiasi sosial

1

Dinamisme

169

Disintegrasi bangsa

147

Disintegrasi kelompok

66

Diskriminasi

129, 141

Disosiatif

39

Djojodiguno

96

Dominasi

46, 129, 143

Dr. Nasikun

157

E

Ekonomi

70

Eksekutif

118

Eksploitasi

46, 47

Ethnic group

104

Etnik Madura

49

Etnis Dayak

49

Etnosentrisme

51

F

Faktor Agama

169

Faktor

¿

siogra

¿

s

3

Faktor Geogra

¿

165

Faktor Iklim

166

Faktor Sejarah

164

Fasilitator

12

Ferdinand Tonies

96

G

Gayo, Alas, dan Batak

104

Gemeinschaft

85

Genealogis

136

Gerak sosial

59

Gessellschaft

85

Golongan

49

Golongan kapitalis

46

Goods and Services

14

Gorontalo

106

Gradual

49

H

Hedonis

45

Herskovits

42

Hesbollah

51

Hindic Caucasoid

133

Huky

99

I

Ideologis-politis

51

Iklim setempat

166

Ilmu pengetahuan

22

In-group

98

Indian Mongoloid

134

Individualistis

42

Informasi

16

Integrasi

50, 129

Integritas

50

Interaksi sosial

44

Intergrasi

146

Irian (Papua)

109

Islam abangan

169

Islam santri

169

Isolasi geogra

¿

165

Israel

51

J

Jawa Barat

111

Jawa Tengah dan Jawa Timur

111

Johnson

11

K

Kalimantan

105

Kampanye

48

Karl Marx

26, 46

Kaukasoid

133

Indeks

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

184

Keadilan

16

Keahlian

70

Kegemaran

9

Kejawen

169

Kekayaan

9, 64

Kekerabatan

136

Kekerabatan bilineal

136

Kekerabatan patrilineal

136

Kekuasaan

44, 64

Kelas

26, 28

Kelas sosial

46

Kelompok asosiasi

95

Kelompok ekspresif (planned

expressive group)

91

Kelompok formal

87

Kelompok kemasyarakatan

95

Kelompok mayoritas

141

Kelompok minoritas

141

Kelompok nyata

85, 94

Kelompok semu

85, 90

Kelompok Sosial

85

Kelompok sosial

47, 87, 95

Kelompok sosial ras Arab

103

Kelompok sosial ras India

103

Kelompok sosial ras Tiong-

hoa

103

Kelompok statistik

94

Kelompok saling tidak

senang (inconvinient

causal crowds)

92

Keluarga

88

Keluarga batih

43

Kepekaan

16

Kepolisian Negara Republik

Indonesia

118

Kerumunan (crowd)

90

Kerumunan emosional (act-

ing lawless crowds)

93

Kerumunan panik (panic

causal crowds)

92

Kerumunan tak bermoral (im-

moral lawless crowd)

94

Kerusuhan massal

40

Kesenian

138

Kesenjangan Sosial

27

Kesenjangan sosial

47

Keterbukaan

16

Keturunan

132

Khotbah

91

Kinloch

141

Klen

20, 115

Koentjaraningrat

20

Kompetitif

42

Komunitas

85, 97

Kondisi ekonomi

66

Kon

À

ik

37

Kon

À

ik Antaretnis

49

Kon

À

ik Antarkelas

46

Kon

À

ik Antarkelompok

47

Kon

À

ik antarpartai

51

Kon

À

ik horizontal

49

Kon

À

ik komunal

49

Kon

À

ik Peran Sosial

16

Kon

À

ik sosial

37

Kon

À

ik Status

10

Konghuchu

112

Konsekuensi strati

¿

kasi

sosial

25

Kornblum

143

Kupatan Jolosutro

139

Kurt B. Mayer

26

Kwamki

51

L

Lapisan-lapisan dalam ma-

syarakat

44

Lebanon

51

Legislatif

118

Lembaga keagamaan

70

Leopold von Wiese

39

Lingkungan adat

104

Linking

13

M

Majikan

47

Makanan

136

Malayan Mongoloid

133

Mandiri

42

Marga

136

Massa (mass)

94

Masyarakat multikultural

89

Matrilineal

20, 115

Maurie

146

Max Weber

13

Mediator

14

Mediteran Caucasoid

133

Melayu

105

Metode pekerjaan sosial

11

Militer

118

Minahasa

106

Minangkabau

104

Mobilitas horizontal

47, 59

Mobilitas sosial

59

Mobilitas vertikal

47, 59

Mobilitas vertikal naik

64

Mongoloid

133

Multikultural

85, 89, 131

N

nafza

94

Nani Wartabone

106

Narkoba

94

Negroid

134

Nilai-nilai sosial

44

Nordic Caucasoid

133

Norma-norma sosial

44

O

Organisasi formal

100

Organisasi informal

100

Organisasi politik

68, 70

Organisasi Sosial

98

Organisasi sosial

71, 85

Out-group

98

P

Paguyuban

96

Pakaian

9

Pariwisata

70

Partai kader

119

Partai massa

119

Partai politik

47, 68, 119

Patembayan

96

Paternalisme

144

Patrilineal

20, 115

Payne

12

Peer group

87

Pekerjaan atau profesi

20

Pembedaan jenis kelamin

20

Pembedaan ras

19

Pembela

15

Pendidikan

64, 72

Pendidikan dasar

114

Pendidikan formal

114

Pendidikan informal

114

Pendidikan kejuruan

115

Pendidikan menengah

114

185

Indeks

Pendidikan nonformal

114

Pendidikan umum

115

Pendukungan

16

Pengetahuan dan keterampi-

lan

16

Penghasilan

9

Penonton pasif (formal audi-

ence)

91

Peran sosial

1, 10

Perbedaan individu

37

Perbedaan kebudayaan

37

Perbedaan kepentingan

37

Perkawinan

71

Perkelahian antarpribadi

40

Pertambahan penduduk

66

Perubahan sosial

37

Perwakilan luas

16

Petualangan

66

Pitirim A. Sorokin

70

Pitirim Alesandrovich Sorokin

61

Pluralisme

129

Pluralitas budaya

137

Pola-pola perilaku organisasi

44

Polynesian Mongoloid

134

Prasangka

129, 142

Primordialisme

147

Profesi

119

profesional

120

Proletar

46

Proto Melayu

164

Publik (public)

94

Q

Quality Control

14

R

Ras

129, 132

Ras-ras khusus

19

Rasisme

129, 141

rasisme

141

Ras Kaukasoid

19

Ras khusus

134

Ras Mongoloid

19

Ras Negroid

19

Reformasi

48

Religi

139

Revolusi

40

Robert K. Merton

89

Role sign

132

S

Saint Simon

27

Saluran Mobilitas Sosial

70,

iv

Sambas

49

Segresi

144

Sekisme

129

Sekolah

70, 87

Selo Soemardjan

44

Sentimen agama

50

Sentralistis

11

Simbol status

8

Sinkretisme

169

Sistem ekonomi

137

Sistem kasta

24

Sistem pengetahuan

138

Sistem sosial

138

Sistem strati

¿

kasi sosial

tertutup

24

Situasi politik

66

Social-climbing

64

Social-sinking

64

Social circulation

70

Social elevator

72

Soerjono Soekanto

22, 26,

40, 62, 88, 91

Sosial

40

Sosialisasi

88

Sosialisme

46

Stabilitas

50

Stati

¿

kasi Sosial

21

Status

63

Status sosial

1, 66

Stereotip

129, 143

Strati

¿

kasi Sosial

21

Strati

¿

kasi sosial

1

Strati

¿

kasi Sosial Campuran

25

Strati

¿

kasi sosial terbuka

23

Strati

¿

kasi sosial tertutup

24

Strati

¿

kasi terbuka

24

Struktur sosial

1, 59

Subetnis = Dani

51

Suku Ainu

134

Suku bangsa

20

Suku Dravida

134

Suku Vedoid

134

Sulawesi Selatan

50, 107

Sumatra Selatan

104

Sumber kon

À

ik sosial

40

Susunan lembaga kema-

syarakatan

44

Sutan Takdir Alisyahbana

103

T

Tawuran

47

Teknologi

138

Tempat tinggal

8

Ternate

108

Timbulnya Kelas Sosial

26

Timor

110

Toleransi

42

Top down

11

Toraja

107

Transformasi sosial

44

Transmigrasi

69

Tsunami

92

U

Ukuran kehormatan

22

Ukuran kekayaan

22

Ukuran kekuasaan

22

Unsur kebudayaan

137

V

Van Vollenhoven

104

W

W.G. Sumner

51

Weber

26

Weekend

70

Wewenang

44

Wilayah

63

William Graham Sumner

98

Win-win solution

15

Y

Yogyakarta

111

Yudikatif

118

Sosiologi

SMA/MA Kelas XI

186

Daftar Pustaka

Cohen, Bouce. J. 1992.

Sosiologi Suatu Pengantar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2001.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.

Jakarta: Balai

Pustaka.

_____. 2006.

Ensiklopedia Geogra

s

Indonesia Jilid 6.

Jakarta: Lentera Abadi.

_____. 2004.

Ensiklopedi Nasional Indonesia.

Jakarta: PT Delta Pamungkas.

Geertz, Clifford. 1981.

Aneka Budaya dan Komunitas Indonesia.

Jakarta: Yayasan

Ilmu-Ilmu Sosial UI.

Hendropuspito D. 1990.

Sosiologi Sistematik.

Yogyakarta: Kanisius.

Horton, Paul B dan Chester L. Hunt. 1999.

Sosiologi Edisi 6 Jilid 2.

Jakarta:

Erlangga.

Koentjaraningrat. 1996.

Pengantar Antropologi I.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

_____. 1993.

Masalah Kesukubangsaan dan Integrasi Nasional.

Jakarta: UI Press.

Lawang, MZ Robert. 1980.

Pengantar Sosiologi.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Nasikun. 2004.

Sistem Sosial Budaya Indonesia.

Jakarta: Raja Gra

s

ndo Persada.

_____. 1992.

Sistem Sosial Indonesia.

Jakarta: Rajawali Pers.

Rex, John. 1985.

Analisa Sistem Sosial.

Jakarta: Bina Aksara.

Shadily, Hasan. 1993.

Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia.

Jakarta: Rineka

Cipta.

Soekanto, Soerjono. 2005.

Sosiologi Suatu Pengantar.

Jakarta: Raja Gra

s

ndo

Persada.

_____. 1983.

Pribadi dan Masyarakat.

Bandung: Alumni.

_____. 1985.

Kamus Sosiologi Edisi Baru.

Jakarta: Rajawali Pers.

Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Fakultas

Ekonomi Unversitas Indonesia.

Worang, Buddy L. 1983. Pengantar Sosiologi Suatu Ringkasan. Yogyakarta:

Universitas Atmajaya.

www.liputan6.com

www.mail-archibe.com